Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

inspirasional story-Apapun yang Terjadi Patut Disukuri


 Ada seorang bijak berkata:
"Hitup ini indah hidup ini begitu menakjubkan, akan tetapi kita manusia terlalu rewel dan penuh syarat sehingga hidup itu terasa berat, sulit dan menyengsarakan."
Rasanya ungkapan tersebut mengandung kebenaran yang hampir sama dengan kisah berikut ini:


Apapun yang Terjadi Patut Disukuri
     Alkisah ada seorang Raja yang gemar berburu, namun pada suatu saat terjadi kecelakaan yang menyebabkan jari sang Raja terpotong karena pisau tajamnya. Karena kejadian itu Raja menjadi sangat murung dan sedih. Sang Raja pun memanggil pada penasehatnya dan memintanya agar dihibur, si penasehat pun berusaha menghibur raja sebisanya, namun sang Raja tetap saja bersedih dan memintak pendapat si penasehat, "Raja, apapun yang terjadi harus disukuri", mendengar itu Raja langsung naik darah "Kamu ini kurang ajar, orang kena musibah tidak dihibur malah disuruh sukur!" titah Raja. Dengan amarahnya kemudian Raja menyuruh untuk memenjarakan penasehatnya selama 5 tahun.

     Hilangnya jari Raja tidak membuatnya berhenti dari kegemarannya untuk berburu. Suatu ketika Raja berburung di hutan belantara dengan penasehatnya yang baru, namun Raja dan penasehat barunya terpisah dari rombongannya dan tersesat. Ditengah-tengah perjalanan mereka mencari jalan, mereka dicegat dan ditawan oleh suku primitif untuk kemudian dipersembahkan pada dewa. Akhirnya mereka dimandikan sebelum dikorbankan, dan saat itu juga diketahui kalau Raja ini cacat, merekapun langsung melepaskan sang Raja begitu saja karena kecacatannya. Dan menggunakan penasehat baru sang Raja sebagai korban mereka.

     Setelah lepas dari tahanan orang-orang suku primitif, sang Raja langsung bergegas pulang dan menemui penasehat lamanya "Hai penasehatku benar ucapanmu, apapun yang terjadi patut disukuri. Aku kesini untuk membebaskanmu dan mohon maaf padamu karena telah mengabaikan nasehatmu". Setelah sang Raja melepaskan penasehat lamanya, sang Raja lantas mendekap erat penasehatnya serambi diiringi tetesan air mata dan tiada hentinya mengucap sukur . Sang Raja pun menceritakan dengan lengkap semua peristiwa yang telah terjadi. Mendengar cerita sang Raja, penasehat lama sang Rajapun langsung berlutut serambi berkata "Wahai Raja aku juga sangat bersukur padamu karena engkau telah memenjarakanku, seandainya engkau tidak memenjarakanku niscaya aku lah yang akan dikorbankan oleh mereka".

     Dari kisah ini bisa kita ambil pelajaran bahwa apa yang terjadi pada kita, apa yang menimpa pada kita jangan dihadapi dengan pikiran negatif, hawa nafsu, atau emosional tapi hadapilah dengan pikiran positif dan sukurilah apapun yang menimpa pada kita karena dari setiap musibah pasti ada hikmahnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK



MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


ARTIKEL
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Evaluasi Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Drs. Slamet Wibawanto, S.T., M.T


oleh
Agus Siswo Rumekso
110534406822





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
APRIL 2013









MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Agus Siswo Rumekso

ABSTRAK
Makalah dengan judul “Model Pembelajaran Berbasis Proyek” ini dibuat agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya di kemudian hari yaitu dengan mengetahui dan menguasai pembelajaran berbasis proyek. Dimana Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pada pembelajaran berbasis proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen. Pembuatan makalah ini ditujukan agar mahasiswa yang dididik sebagai calon guru atau tenaga pendidik mampu mengembangkan model pelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan mampu mengoptimalkan perkembangan siswa dalam pendidika.
Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Proyek, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN
Sesuai dengan ensiklopedia pendidikan bahwa yang dimaksud dengan proyek adalah suatu kesatuan tugas yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karenanya mendapat perhatiannya dan memaksanya untuk mengerjakannya dengan teratur, bersama-sama dengan kawan / rekannya (Soegarda, 1981:296).

Sesungguhnya metode proyek tersebut diarahkan kepada kehidupan praktis yang sesuai dengan filsafat-filsafatnya, karena adanya hubungan yang erat antara pengetahuan dan masalah-masalah hidup praktis sehingga suatu ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari ilmu pengetahuan yang lain dan aspek-aspek kehidupan nyata. Bisa juga disebutkan bahwa dalam metode proyek ini memasukkan praktek hidup dalam sekolah, dan tiap kesibukan di sekolah harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Jadi dalam tiap kesibukan harus ada unsur kemasyarakatannya. Tiap kesibukan mempunyai dua aspek yaitu teori dan praktek. Teori adalah pengetahuan dan pemikiran, sedangkan praktek adalah gerak, kedua hal tersebut harus berjalan bersama-sama.

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek, menurut Thomas (dalam Wena, 2008:144). Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontektual melalui kegiatan-kegiatan yang komplek (Wena, 2008:145). Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.

BAGIAN INTI
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metoda instruksional yang berpusat pada pebelajar.
Artinya, strategi tersebut hanya membahas tentang bagaimana mengajarkan keterampilan dasar kejuruan. Jadi, strategi tersebut belum membahas tentang bagaimana mengajarkan keterampilan – keterampilan yang bersifat kompleks. Namun menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) metode atau strategi mengajar ketrampilan dasar kejuruan seperti yang telah dibahas diatas selalu memiliki kelemahan, antara lain:
a.       Tidak sepenuhnya dapat membekali kemampuan atau ketrampilan guna menghadapi situasi kritis dalam profesi.
b.      Menyebabkan siswa bergantung pada pengajar.
c.       Merintangi perkembangan kemampuan untuk bekerjasama
d.      Tidak mengetengahkan problem – problem kompleks yang jangkauannya melampaui batas – batas bidang profesi sendiri.
Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell (2005) yaitu sebagai berikut.
a. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

b. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student can answer.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.

c. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.

d. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memperhatikan pemahaman peserta didik dalam melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi apa yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata serta dapat meningkatkan kinerja ilmiah mereka Grant (2008).

Secara lebih rinci, model pembelajaran berbasis proyek mengikuti lima langkah utama, yaitu:
1. Menetapkan  tema proyek
2. Menetapkan konteks belajar
3. Merencanakan aktivitas
4. Memproses aktivitas, dan
5. Penerapan aktivitas (Santyasa, 2006).

1. Menetapkan tema proyek.
Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut:
a. Memuat gagasan yang penting dan menarik
b. Mendeskripsikan masalah kompleks
c. Mengutamakan pemecahan masalah.

2. Menetapkan konteks belajar.
Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut:
a. Mengutamakan otonomi siswa
b. Melakukan inquiry
c. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien
d. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri dan bertanggung jawab

3. Merencanakan aktivitas-aktivitas.
Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah mencari sumber yang berkait dengan tema proyek.

4. Memproses aktivitas-aktivitas.
Indikator-indikator memroses aktivitas meliputi antara lain:
a. Membuat sketsa
b. Melukiskan analisa rancangan proyek.

5. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek. Langkah-langkah yang dilakukan, adalah:
a. mengerjakan proyek berdasarkan sketsa
b. membuat laporan terkait dengan proyek, dan
c. mempresentasikan proyek

Kelima langkah tersebut mengandung interpretasi bahwa dalam mengerjakan proyek, siswa dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsensus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh siswa merupakan keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan proyek mereka. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi dalam tim menyebabkan pembelajaran menjadi aktif, di mana setiap individu memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim mereka. Pembelajaran secara aktif dapat memimpin siswa ke arah peningkatan keterampilan dan kinerja ilmiah. Kinerja ilmiah tersebut mencakup prestasi akademis, mutu interaksi hubungan antar pribadi, rasa harga diri, persepsi dukungan sosial lebih besar, dan keselarasan antar para siswa.

Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983) mengingat prinsip strategi proyek yang sangat khas, maka da persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar strategi pembelajaran proyek dapat diterapkan, antara lain:
a.       Sasaran yang harus dicapai berupa penyelesaian suatu problem yang kompleks.
b.      Para peserta proyek memiliki kebebasan seluas mungkin, untuk mengadakan penentuan menganai subjek, perencanaan, pelaksanaan, serta penerapan proyek.
c.       Dalam proyek, keputusan diambil berdasarkan konsensus.
d.      Pengajar atau instruktur berintegrasi dalam kelompok proyek.
e.       Diadakan pertalian antara teori dan praktik.
f.       Diperlukan ketrampilan lebih dari satu bidang guna menyelesaikan problem yang ditimbulkan.
g.      Pekerjaan proyek dibagi dalam kelompok – kelompok.
h.      Sasaran proyek adalah menghasilkan sesuatu yang nyata dan berfaedah.

Berpijak pada uraian diatas, maka dalam pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan strategis berbasis proyek, proyek kerja apa yang akan dibuat atau dikerjakan siswa harus sudah jelas. Selain itu bentuk proyek yang dirancang tersebut harus memberi kemungkinan bagi siswa untuk saling bekerja sama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.

Implikasi model pembelajaran berbasis proyek dalam proses belajar mengajar adalah pembelajaran berbasis proyek memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Selain itu, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa menjadi terdorong lebih aktif berakitivitas dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kinerja ilmiah siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengevaluasi proses dan produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.

Pembelajaran berbasis proyek yang berpusat pada pebelajar dan memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk menyelidiki topik permasalahan, membuat pebelajar menjadi lebih otonomi sehingga mereka dapat membangun pengetahuan mereka sendiri serta pembelajaran menjadi lebih bermakna. Aplikasi model pembelajaran berbasis proyek ini mempunyai beberapa alasan, yaitu:
1)      Menawarkan potensi produksi dan tindakan pengetahuan kolektif di dalam proyek sosial.
2)      Dalam tradisi pendidikan masyarakat radikal, pengajaran merupakan underpinned oleh kepercayaan yang bermanfaat pada pengembangan pengetahuan yang melibatkan pengembangan pemikiran
3)      Proses kerja kelompok yang saling mendukung dapat membuka berbagai peluang untuk kreativitas, karena para siswa mengadakan percobaan dengan penafsiran berpikir dan data berbeda untuk menyelesaikan permasalahan dalam proyek mereka yang dapat diterapkan untuk mengembangkan pembentukan masyarakat praktek Grant (2008).

1.      Tahap Pembelajaran.
Sama seperti pembelajaran pada umumnya, strategi pembelajaran berbasis proyek terdiri atas tiga tahapan utama, yaitu:
a.       Tahap perencanaan pembelajaran proyek.
b.      Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek.
c.       Tahap evaluasi pembelajaran proyek.

A.    Perencanaan.
Mengingat perencanaan strategi pembelajaran berbasis proyek harus disusun secara sistematis maka langkah – langkah perencanaan dirancang sebagai berikut:
1.      Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek.
2.      Menganalisis karakteristik siswa.
3.      Merumuskan strategi pembelajaran.
4.      Membuat lembar kerja.
5.      Merancang kebutuhan sumber belajar.
6.      Merancang alat evaluasi.

B.     Pelaksanaan.
Agar proses pelaksanaan praktik kejuruan dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek ini berjalan dengan baik, ada beberapa kegiatan yang dilakukan:
1.      Mempersiapkan sumber belajar yang disiapkan.
2.      Menjelaskan tugas proyek dan gambar kerja.
3.      Mengelumpukkan siswa sesuai dengan tugas masing – masing.
4.      Mengerjakan proyek.

C.     Evaluasi.
Tahap evaluasi merupakan tahap penting dalam pembelajaran berbasis proyek. Agar guru mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran praktik dapat tercapai.

           Penilaian melalui tugas dilakukan terhadap tugas yang dikerjakan siswa secara individu atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas sering berkaitan dengan pengumpulan data/bahan, analisis data, penyajian data atau bahan, dan pembuatan laporan. Penilaian tugas dapat dilakukan terhadap proses selama pengerjaan tugas atau terhadap hasil tugas akhir. Dengan demikian guru dapat menetapkan hal – hal yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale).

Keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis proyek pada siswa tergantung dari rancangan tahap pembelajaran. Tahap pelajaran yang dirancang harus dapat menggali penemuan-penemuan mereka sendiri. Peran pendidik dalam pembelajaran ini adalah sebagai mediator dan fasilitator, di mana dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek, pendidik harus mampu memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapat mereka dalam presentasi proyek secara demokratis.

PENUTUP
Pembelajaran berbasis proyek / tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek seorang peserta didik dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah , membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimaliskan dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat dilingkungan sekitar , memilih lokasi penelitian yang terjangkau yang tidak membutuhkan banyak  biaya dan waktu.

DAFTAR PUSTAKA
·         Herminarto Sofyan. 2006. Implementasi pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Bidang Kejuruan. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: LPM UNY.
·         Puskur.2002.Penilaian Berbasis Kelas.Jakarta:Depdiknas-Balitbang-Pusat
Kurikulum.
·         Semiawan, C., Tangyong A. F., dkk. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses:
Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar?. Jakarta: Gramedia.

·         Bambang Budi Wiyono,Sunarni,2009,Evaluasi Program Pendidikan dan
Pembelajaran,Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang,Malang.
·         Nolker, H. & Schoenfeldt, E. 1983. Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran,
Kurikulum, dan Perencanaan. Jakarta: Gramedia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS